slogan

Nyatakan Hadirmu dengan Kreasi, Wujudkan Lewat Cita dan Cinta

12.09.2008

Pentas seni Tradisi Hijau

perkembangan pembangunan sebuah bangsa tidak lepas dari modernisasi penggunaan tekhnologi dalam memberdayakan berbagai aset yang dipunyai, salah satunya dalam mengeksplorasi alamnya sebagai penunjang kehidupan bangsa secara ekonomi.

Tetapi kenyataan ini juga mempunyai implikasi logis, Berbagai kondisi yang dihadapi bangsa Indonesia hari ini salah satunya yang paling menyedihkan adalah hilangnya fungsi hutan dimana kondisi hutan diIndonesia mulai kritis akibat pemanfaatan akan sumberdaya hutan tropis, menyebabkan luas dan fungsi hutan Indonesia menurun drastis, kawasan hutan terdegradasi 59,7 Juta Ha, jika masih terus terjadi hutan dataran rendah di Kalimantan akan habis pada tahun 2010 (UNFCC-Bali 2008). Hal ini tentunya akan menuai masalah, terhadap pemulihan, pelestarian hutan tropis Indonesia.

Hal yang ikut mendukung kenyataan ini adalah dilupakannya berbagai bentuk nilai-nilai lokal dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alamnya sebagai aset bangsa yang sangat berharga sebagai penunjang kesinambungan kehidupan setiap generasi. Berbagai kegiatan produksi yang dilakukan oleh stakehoders sebagai bentuk penunjang modal bangsa kadangkala tidak mengindahkan kearifan yang dimilki oleh nilai-nilai yang juga merupakan modal yang sangat penting sebagai solusi pada berbagai kekurangan kegiatan ekspolrasi alam. Alam selalu dianggap objek yang tidak mempunyai jiwa dan bukan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Sementara hubungan antara jiwa manusia dan alamnya adalah salah satu bentuk kesemestaan yang senantiasa seharusnya saling menjaga. Salah satu contoh kongkrit dalam kehidupan manusia bugis makasasar adalah tradisi penanaman ari-ari setelah seorang bayi dilahirkan. Hal ini dilakukan karena secara konseptual manusia diaggap secara materi adalah merupakan bagian terdekat dari alam dan selalu kembali ke alam.

Seiring terjadinya kerusakan hutan tropis Indonesia, kepedulian terhadap keberlanjutan hutan tropis Indonesia mendapat perhatian dari stakeholder, yang terhimbau dalam aksi menyelamatkan hutan tropis, seperti Lets Go Green, Reboisasi, menanam sejuta pohon, tebang pilih, jeda tebang, dan hemat kertas. Tetapi yang sering dilupakan adalah proses dalam membangun kesadaran ekologis ini. Maka dari itulah Teater Kampus Universitas Hasanuddin menggelar

– Pentas Seni Tradisi Hijau- dengan tema Menggali potensi kearifan lokal, membangun kesadaran ekologis bangsa dalam bingkai seni tradisi. Hal ini kami anggap dapat mendorong nilai empati di tengah-tengah masyarakat akademis secara khusus dan umum secara luas, dan diharapkan mampu dapat memberikan apresiasi lebih pada perubahan paradigma pengetahuan dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam.

No comments: