UKM Teater Kampus Unhas (TKU) mementaskan teater “Dalih” pada Festival Teater Mahasiswa Indonesia (FTMI) XVI Bone. Festival yang dilaksanakan UKM SSB BSF IAIN Bone pada 9-18 Juni. TKU mementaskan teater “Dalih” di Planet Cinema Bone, Selasa, 14 Juni.
Sebuah pertunjukan dari naskah dan disutradarai, Annisa Effendi. Adapun tim TKU yang berangkat ke FTMI yaitu, Wilianti Eka Putri, Andi Marwati Aldina, Mutmainnah, Adrian Saputra, Sakinah Indah Pratiwi, Ana Jurana, M. Ridwan, Bella Maharani, Resky Ramadhan Rusdi, Maisyarah Djamade, dan Zalzabila.
Sutradara Dalih, Annisa Effendi mengatakan, pada mulanya, naskah ini berawal dari diskusi kecil yang kemudian memunculkan ide besar terkait korupsi.
“Dalih” dipilih menjadi judul naskah sekaligus nama untuk tokoh utama karena kata itu dianggap mewakili eksistensi dari ide yang ingin dibawakan. Dalih juga merupakan tokoh dalam naskah teater tersebut.
“Dalih merupakan seorang kepala daerah sekaligus anak dari seorang gubernur yang terkena kasus korupsi. Ayahnya yang tidak ingin nama baiknya tercoreng membuat strategi, agar Dalih tidak di penjara dengan mengurung dan membuatnya gila serta melakukan kongkalikong dengan orang-orang yang dianggap mampu membenarkan kegilaan Dalih seperti seorang dokter dan jurnalis,” kata Nisa sapaan mahasiswa Sastra Indonesia Unhas ini.
Strategi itu pun kata Nisa berhasil, Dalih tidak di penjara karena ia mengalami gangguan kejiwaan. Selama Dalih dijadikan gila, ia menjadi tertekan dan merasa bahwa lebih baik ia di penjara daripada dibuat gila oleh ayahnya sendiri.
Seiring berjalannya waktu, selama berada di pengurungannya, Dalih mengalami konflik batin sehingga memunculkan suara-suara di kepalanya yang diwakili oleh Tokoh A dan Tokoh B. “Setelah melewati pergulatan panjang dengan dirinya sendiri serta dengan situasi yang ia alami, pada akhirnya, ia benar-benar menjadi gila,” tuturnya.
Bagi Nisa, pesan yang ingin disampaikan yakni, ide yang diangkat dalam naskah dan pertunjukan ini sangat dekat dengan kita dan bisa terjadi kapanpun, di manapun, dan oleh siapapun. “Ini tidak kita duga untuk berdalih atau mencari alasan dalam menutupi suatu keburukan,” ungkapnya.
Terkait teknis pertunjukan, menurut Nisa, pertunjukan ini berupaya untuk menerobos dinding ke empat antara pemain dan penonton. “Dalam artian kami ingin memutus keterhanyutan penonton, sehingga membuat penonton menyadari bahwa ini hanya sekadar pertunjukan. Setelah keluar dari gedung pertunjukan ada proses berpikir yang mereka alami,” bebernya. (FAJAR, 16 Juni 2022)
Pada FTMI ini ada 15 peserta asal Sulselbar yang menampilkan pertunjukannya sebagai berikut:
UKM Bunga Kodza STAIN Majene
UKM Teater Kampus Unhas
Titik Dua UKM Seni UNM
Lentera HMJ Bahasa Inggris FBS UNM
Biseru 17 Parepare
UKM Seni Katarsis Politeknik LP31 Makassar
UKM Sedaya Mamuju
Perseroan Seni Akuntansi HMA FE Unsulbar
LSBM Estetika UIN Alauddin
Bengkel Sastra Dema JBSI FBS UNM
UKK Seni Sibola IAIN Palopo
SPaSI IMSI KMFIB Unhas
BKMF Teater Kampus FSD UNM
BKMF DE ART Studio UNM
UKM Seni Pandaraq, Sulbar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar